Pages

1 Dec 2012

Gagak Yang Haus



        Pada suatu hari, saat cuaca begitu panas, kerana matahari bersinar dengan teriknya, seekor burung gagak terbang mengitari sebuah ladang gandum untuk mencari air. Burung gagak merasa sangat kehausan. “Dimanakah dapat kucari air untuk ku minum?” tanyanya dalam hati. Burung gagak mengepak-ngepakan sayapnya dengan susah payah untuk dapat tetap terbang. Dia merasa begitu letih karena udara yang sangat panas.  Di kejauhan dilihatnya sebuah pohon yang sangat rendang. Dia pun berfikir untuk berteduh sejenak, kerana dia merasa sudah tak sanggup lagi untuk terbang. Segeralah burung gagak itu terbang menuju pohon yang rendang itu, lalu hinggap di dahan yang berdaun lebat.
       Ketika dia sedang beristiahat, dia melihat seekor ulat sedang berjalan diantara daun-daun pohon yang berwarna hijau itu. “Apa yang sedang kau lakukan ulat?” tanya burung gagak. “Aku sedang menikmati makananku” jawab ulat sambil memakan daun hijau itu. “Apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya ulat kepada burung gagak. “Aku merasa sangat haus. Aku telah terbang mengitari ladang ini, tetapi aku belum juga menemukan air untukku minum” jawab burung gagak dengan nada putus asa. “Lalu kulihat pohon yang rendang ini. Aku memutuskan untuk berteduh sejenak, siapa tahu setelah berteduh, rasa hausku akan hilang” kata burung gagak lagi.
    “Cubalah kau terbang ke belakang rumah pemilik ladang. Biasanya mereka menyimpan air di dalam teko yang diletakan di dekat jendela” saran ulat sambil terus menikmati makan siangnya. “Terima kasih, aku akan segera ke sana” kata burung gagak lalu segera terbang ke tempat yang ditunjukkan sang ulat tadi.
     “Aku tidak boleh terbang terlalu tinggi” katanya dalam hati. Dan.. “Apa itu?!???” tanya burung gagak  dengan mata yang tertuju kepada suatu benda. “Bukankah itu teko yang dikatakan oleh sang ulat tadi?” tanyanya pada diri sendiri. “Ahh.. betul!! Itu teko air!!” seru burung gagak penuh harapan.
    Burung gagak pun terbang lurus ke bawah untuk melihat apakah ada air di dalam teko itu. “Akhirnya!!….aku menemukan air juga. Aku tidak akan kehausan lagi” kata burung gagak.  Lalu ia pun segera mendekati teko air tersebut. Burung gagak berusaha mendorong kepalanya ke dalam teko. Sayangnya, leher teko terlalu kecil sehingga kepalanya tidak dapat masuk. Lalu ia mencoba untuk mendorong  agar teko itu jatuh sehingga airnya dapat  mengalir keluar. Tetapi sekali lagi gagal karena teko itu terlalu berat. “Apa yang harus kulakukan?” tanya burung gagak pada dirinya sendiri.
     Burung gagak pun berpikir keras untuk sementara waktu. “Air sudah di depanku, tetapi aku masih juga belum dapat menikmatinya” katanya dengan rasa putus asa.  Lalu ia melihat ke sekelilingnya untuk mencari cara agar ia dapat segera minum. Dilihatnya beberapa kerikil tidak jauh dari tempat teko air berada.
     Tiba-tiba sebuah idea bagus muncul di dalam fikirannya. Dia mulai mengambil kerikil satu persatu, kemudian menjatuhkannya ke dalam teko air tersebut. “Semakin banyak kerikil yang kumasukan ke dalam teko, maka air akan semakin naik” fikir burung gagak.
   Demikianlah akhirnya, burung gagak mengumpulkan kerikil untuk dimasukan ke dalam teko air hingga permukaan air pun semakin lama semakin naik. Ketika air sudah cukup tinggi, burung gagak memasukan kepalanya ke dalam leher teko, lalu segera minum. “Ahhh.. segarnya!” kata burung gagak lalu ia pun terbang kembali menuju  ke tempat tinggalnya.
Pesan moral dari cerita di atas : Jangan pernah merasa putus asa. Teruslah berusaha, nescaya setiap kesulitan yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya.

No comments:

Post a Comment